002: Detektor Daging Segar
Kadang ada penjual nakal yang menjual daging tidak segar (busuk). Mereka mengatakan kepada konsumen bahwa daging tersebut segar. Tetapi kenyataannya tidak lagi segar bahkan merupakan daging busuk atau daging dari bangkai.
Ada cara yang dilakukan penjual untuk mengakali pembeli. Misalnya dengan mencampur daging tersebut dengan ddaging segar sehingga baunya sama dengan bau daging segar.
Bagaimana cara mengetahui bahwa suatu daging yang dijual masih segar atau sudah lama? Deteksi harus dilakukan di tempat penjualan. Deteksi juga harus dilakukan dalam waktu singkat tanpa merusak daging yang dijual. Dan yang melakukan deteksi tentu pejabat berwenang. Kalau kita yang deteksi di situ, bisa berkelahi sama penjual.
Saya punya idel. Sekali lagi ide ini belum tentu benar.
Asumsinya adalah daging segar dan daging lama (busuk) memiliki sifat kimia yang berbeda. Daging lama telah mengalami proses menuju pembusukan. Perubahan sifat kimiawi tersebut mungkin akan mengubah tahanan jenis daging. Apakah tahanan jenis berkurang atau bertambah, kita tidak tahu. Yang jelas berbeda dengan tanahan jenis daging segar. Nah, untuk mengetahui suatu daging segar atau busuk, kita ukur tahanan daging pada jarak yang pendek. Supaya tidak merusak daging, kita gunakan dua jarum yang ditusuk ke dalam daging. Kemudian jarum tersebut dihubungkan ke ohm meter. Lihat Gambar 002.1. Agar tahanan tidak terlalu besar maka jarak jarum harus sedekat mungkin.

Kita ukur dulu tahanan jenis beberapa daging segar sebagai refrensi. Kita juga mengukur tahanan jenis beberapa daging yang sudah lama atau busuk sebagai referensi juga.
Kemudian dari daging yang dijual kita ukur tahanan jenisnya. Apakah mendekati tahanan jenis daging segar atau daging busuk. Lakukan pengukuran di berbagai titik agar diperoleh hasil yang lebih dipercaya.
Apakah ada yang punya idel lain? Sederhana, cepat, dilakukan di tempat, dan tidak merusak daging.
47 thoughts on “002: Detektor Daging Segar”